Keterampilan Berbahasa
Pengertian
Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA
(2005:531-532) terampil adalah cakap dala m menyelesaikan tugas, mampu dan
cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas atau kecakapan
yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan
untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sebagaimana disyaratkan (Suparni, 2001:27).
Jenis-jenis
Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan
penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa yaitu mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
A.
Ketrampilan
Menyimak
1.
Pengertian
Menyimak
Menyimak adalah
mendengarkan secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak (panduan bahasa
dan sastra Indonesia, Natassamita Hanapi, Drs.; 1995:18). Menyimak dapat
didefinisikan suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi
bahasa, mengidentifikasikan, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan (Djago Tarigan; 1991: 4).
Proses menyimak
memerlukan perhatian serius dari siswa. Ia berbeda dengan mendengar atau
mendengarkan. Menurut pendapat Tarigan (1994: 24), “Pada kegiatan mendengar
mungkin si pendengar tidak memahami apa yang didengar. Pada kegiatan
mendengarkan sudah ada unsur kesengajaan, tetapi belum diikuti unsur pemahaman
karena itu belum menjadi tujuan.” Kegiatan menyimak mencakup mendengar,
mendengarkan, dan disertai usaha untuk memehami bahan simakan. Oleh karena itu
dalam kegiatan menyimak ada unsur kesengajaan, perhatian dan pemahaman, yang
merupakan unsur utama dalan setiap peristiwa menyimak. Penilaianya pun selalu
terdapat dalam peristiwa menyimak, bahkan melebihi unsur perhatian.
2.
Tujuan
Menyimak
Tujuan utama
menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta gagsan yang
terdapat pada materi atau bahan simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat
dijanarkan sebagai berikut:
a. Menyimak
memperoleh fakta atau mendapat fakta
b. Untuk
menganalisa fakta
c. Untuk
mengevaluasi fakta
d. Untuk
mendapatkan inspirasi
e. Untuk
mendapatkan hiburan atau menghibur diri
3.
Unsur-unsur
Menyimak
Kegiatan
menyimak merupakan kegiatan yang cukup kompleks karena sangat berganatung
kepada berbagai unsur yang mendukung. Yang dimaksud dengan unsur dasar ialah
unsur pokok yang menyeabkan timbulnya komunikasi dalam menyimak. Setiap unsur
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan denga unsur yang lain. Unsur-unsur
dasar menyimak:
a. Pembicara
Yang dimaksud dengan pembicara
ialah orang yang menympaikan pesan yang berupa informasi yang dibutuhkan oleh penyimak. Dalam komunikasi lisan,
pembicara ialah narasumber pembawa pesan, sedang lawan bicara ialha orang yang
menerima pesan (penyimak).
b. Penyimak
Penyimak yang baik ialah yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas. Jika penyimak
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak dan luas, ia dapat melakukan
kegiatan menyimak dengan baik. Selain itu, penyimak yang baik ialah penyimak
yang dapat melakukan kegiatan menyimak dengan intensif. Penyimak seperti itu
akan selalu mendapatkan pedan pembucara secara tepat. Hal itu akan lebih
sempurna jika ia ditunjang oleh pengetahuan dan pengalamannya. Kamidjan (2001:
6) menyatakan bahwa penyimak yang baik ialah penyimak yang memiliki dua sikap,
yaitu sikap dan sikap kooperatif.
c. Bahan
Simakan
Bahan simakan merupakan unsure
terpenting dala konunikasi lisan, terutama dalam menyimak. Yang dimaksud dengan
bahan simakan ialah pesan yang disampaikan pembicara kepada penyimak. Bahan
simakan itu dapat berupa kosep, gagsan, atau informasi. Jika pembicara tidak
dapat menyampaikan bahan simakan dengn baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh
penyimak yan gmengakibatkan terjadi kegagalan dalam komunikasi.
4.
Faktor
yan gMempengaruhi Keberhasilan Menyimak
Menurut pendapat
Rost (1991: 108) bahwa faktor-faktor yang penting dalam keterampilan menyimak
dalam kelas adlah siswa menulis butir-butir penting bahwa simakan terutama yang
berhubungan dengan bahan simakan.
Pendapat lain
menurut Tarigan (1994: 62), komponen/faktor-faktor penting dalam menyimak
adalah sebagai berikut.
a. Membedakan
antar bunyi fenomis
b. Mengikat
kebbali kata-kata
c. Mengidentifikasikan
tat bahasa dari sekelompok kata
d. Mengidentifikasikan
bagian-bagian pragmatic, akspresi, dan seperangkat pengguna yang berfungsi
sebagai unit sementara mencari arti/makna
e. Menghubungkan
tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi) dank e
nonlinguistik (situasi yang sesuai dengana objek supaya tebangun makna,
menggunakan pengetahuan awal (yang kita tahu tentang isi dan bentuk dan konteks
yang telah siap dikatakan untuk memperkirakan dan kemudian menjelaskan makna
f. Mengulang
kata-kata penting dan ide-ide penting
Selain itu, masih ada beberapa
faktor penting dalam keterampilan menyimak, di antaranya:
a. Unsur
Pembicara
Pembicara haruslah menguasai materi,
penuh percaya diri, berbicara sistematis dan kontak dengan penyimak juga harus
bergaya menarik/bervariasi.
b. Unsur
Materi
Unsur yang diberikan haruslah
actual, bermanfaat, sistematis dan seimbang. Materi yang di susun pun sebaiknya
bervariatif. Dengan demikian, siswa tidak akan jenuh belajar dan pembelajaran
menyimak menjadi menyenangkan.
c. Unsur
Penyimak/Siswa
1) Kondisi
siswa dalam keadaan baik
2) Siswa
harus berkonsentrasi
3) Adanya
minat siswa dalam menyimak
4) Penyimak
harus berpengalaman luas
d. Unsur
Situasi
1) Waktu
penyimakan
2) Saran
unsure pendukung
3) Suasana
lingkungan
5.
Cirri-ciri
Penimak Ideal
Menurut Djago Tarigan
mengidentifikasi cirri-ciri menyimak ideal sebagai berikut:
a. Berkonsentrasi
Artinya penyimak harus betul-betul
memusatkan perhatiannya kepada materi yang disimak
b. Penyimak
harus bermotifasi
Artinya mempunyai tujuan tertentu
sehungga untuk menyimak kuat
c. Penyimak
harus menyimak secaa menyeluruh
Artinya penyimak harus menyimak
mareti secara utuh dan padu
d. Penyimak
harus menghargai pembicara
e. Penyimak
yang baik harus selektif, artinya harus memilih bagian-bagian yang inti
f. Penyimak
harus bersungguh-sungguh
g. Penyimak
tidak mudah terganggu
h. Penyimak
harus cepat menyesuaikan diri
i.
Pemnyimak harus kenal
arah pembicaraan
j.
Penyimak harus kontak
dengan pembicara
k. Merangkum
l.
Menilai
m. Merespon
6.
Teknik
Menyimak yang Efektif
Untuk dapat
menyimak dengan baik , perlu pengetahuan yarat menyimak efektif.
Adapun syarat tersebut ialah:
a. Menyimak
dengan berkonsentrasi
Yang dimaksud dengan menyimak yang
berkonsentrasi ialah memusatkab pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan
simakan yan g disampaikan pembicara.
b. Menelaah
materi simakan
Untuk menelaah materi simakan,
penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini:
1) Mencari
arah dan tujuan pembicara
2) Mencoba
membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir
3) Menemuka
tema sentral (pokok pembicaaan)
4) Mengamati
dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan
5) Memperhatkan
rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
c. Menyimak
dengan kritis
Yang dimaksud dengan menyimak
dengan kritis ialah aktifitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat
langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta
argumentasi berbicara
d. Membuat
cacatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah
kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat
dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal yang dianaap penting bagi penyimak.
Catatan itu merupakan langkah awal dalam memehami langkah simakan.
7.
Hubungan
Keterampilan Menyimak dengan Keterampilan Berbahasa Lainnya
Sehubungan dengan penggunaan
bahasa, terdapat empat keterampilan dasar yaitu: menyimak, berbicara, menulis,
dan membaca. Keempat keterampilan tersebut saling keterkaitan antara saatu
dengan yang lainnya.
a. Hubungan
menyimak dengan berbicara
Menyiamk dengan berbicara merupakan
kegiatan komunikasi dua ara yang langsung. Menyimak bersifat reseftef,
sedangkan bebicara bersifat produktif. Kegiatan menyimak didahului oleh
kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara dan menyimak saling mrlangkapi dan berpadu
menjadi komunikasi lisan, seperti dalam bercakap-cakap, diskusi, telponan,
tangay ajawab dll. Tidak ada gunanya oranya berbicara bila tidak ada orang yang
menyimak, tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara.
b. Hubungan
menyimak dan membaca
Menyimak dan membaca sama-sama
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat resesif. Menyimak berkaitan
dengan penggunaan bahasa ragam lisan, sedangkan membaca merupakan aktifitas
berbahasa ragam tulis. Penyimak maupun pembaca melakukan aktifitas
pengidentifikasian terhadap unsure-unsur bahasa yang berupa suara (menyimak),
maupun berupa tulisan (membaca) yang selanjutnya diikuti dengan proses decoding
guna memperoleh pesan yang berupa konsep, ude, atau informasi.
c. Hubungan
menyiak dan menulis
Menulis dan menyimak merupakan
aktifitas berbahasa, dimana ketrampilan menyimak bersifat reseptif, dan menulis
adalah bersifat produktif. Antara menyimak dan menulis memiliki hubungan yang
erat dati menyimak suatu ujaran atau informasi dapat menumbuhkan kreatifiatas
untuk menulis hasul simakan yang diperoleh. Dan dituanggkan dalam satu karya
tulis, baik itu cerpen, puisi, prosa, dan lain-lain.
8. Permasalahan dalam
Menyimak
Berikut ini
permasalahan-permasalahan yan gbiasa timbull dalam menyimak dan sousi untuk
mengatasinya:
a. Konsentrasi
Solusi:
1) Menjaga
pikiran agar tetap focus
2) Memiliki
motifasi yang kuat
b. Penengaran
Solusi:
1) Bersiakap
tenang dan tidak rebut/ gaduh
2) Diam
c. Pemahaman
Solusi:
1) Siapkan
kondisi sebaik mungkin
2) Pusatkan
perhatian dan pahami
3) Catatlah
apabila ada bagian yang dianggap penting
4) Buatlah
rangkuman sendiri
d. Daya
ingatan
Solusi:
1) Memiliki
motivasi dalam diri
2) Membuat
catatan kecil
e. Motivasi
Solusi:
1) Membiasakan
mendengarkan berbagai informasi
2) Focus
3) Melatih
pendengaran terhadap bunyi atau suara
4) Biasakanlah
mencari makna kata dan kata asing yang belum dimengerti
5) Menjaga
semangat
6) Ingatlah
selalu tujuan kita
f. Situasi
dan kondisi
Solusi:
1) Perhaatikan
penerangan ruangan
2) Menjaga
ketenangan ruangan
3) Siapkan
dan gunakan peralatan yang didukung
4) Mental
harus stabil
5) Bahasa/kosa
kata
6) Mencari
kosa kata baru yang belim dipahami
7) Memperbanyak
membaca
B.
Keterampilan
Berbicara
1.
Pengertian
Keterampilan Berbicara
Menurut Nurgiantoro (1995:276)
berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam
kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan
bunyi-bunyi yan gdi dengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan
akhirnya terampil berbicara. Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengespresikan, menyatakan dan
menyampaikan pikiran, gagasan, serta perasaan (Tarigan, 1983:14). Berdasarkan
pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara diartikan sebagai alat unutk
mengkombinasi gagsan-gagasan yang disusun seta mengembangkan sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan yang pendengar atau penyimak.
2.
Tujuan
berbicara
Setiap kegiatan
berbicara yang dilakukan manusia selalu mempunyai maksu dan tujuan.
Menurut Tarigan (1983:15) tujuan
utama berbicara adalah untuk nerkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran
secara efektif, maka senainnya seng pembicara memahami makna segala sesuatu
yang ingin di kombinasikan, dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasi
terhadap pendengarnya, dan diaharus mengetahui prisip-prinsip yangmendasari
segala sesuatu situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
Menurut
Djago, dkk (1997:37) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan atas lima
golongan yaitu:
a. Menghibur
b. Menginformasikan
c. Menstimulasikan
d. Meyakinkan
e. Menggerakkan
Berdasarkan
uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang melakukan kegiatan
berbicara selain untuk berkomunikasi juga bertujuan untuk mempengaruh orang
lain dengan maksud apa yang dibicarakan dapat ditrima oleh lawan bicaranya
dengan baik.
3.
Faktor-faktor
Penunjang Kegiatan Berbicara
Faktor penunjang
pada kegiatan berbicara adalah faktor keterbahasaan (linguistik) dan faktor non
kebahasaan (non linguistik).
Faktor kebahasaan, meliputi:
a. Ketepatan
ucapan
b. Penempatan
penekanan nada, sendi atau durasi yang sesuai
c. Pilihan
kata
d. Ketepatan
penggunaan kalimat seta tata bahasa
e. Ketepatan
sasaran pembicara
Sedangakan faktor non kebahasaan,
meliputi:
a. Seikap
yang wajar, tenang dan tidak kaku
b. Pandangan
harus diarah ke lawan bicara
c. Kesediaan
menghargai orang lain
d. Gerak-gerik
dan mimik yang tepat
e. Kenyaringan
suara
f. Kelacaran
g. Relevansi
dan penalaran
h. Penguasaan
topic
4.
Faktor
Penghambat Kegiatan Berbicara
Ada kalanya
proses komunikasi mengalami gannguan yangmengakibatkan pesan yang diterima oleh
pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga faktor
yang penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
a. Faktor
fisik, yaitu faktor yang ada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari
luar partisipan.
b. Faktor
media, yaitu faktor linguistik dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama, tekanan,
ucapan, isyarat gerak bagian tubuh
c. Faktor
psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan
marah, menangis, dan sakit.
5.
Permasalahan
dalam Keterampilan Berbicara
Berikut ini
permasalahan-permasalahan yang biasa muncul dalam berbicara dan solusi untuk
mengatasinya:
a. Kurang
percaya diri
Solusi:
1) Adanya
motivasi baik dari diri sendiri maupun dari luar
2) Menanamkan
sikap optimis
3) Menguasai
materi
4) Banyak
latihan berbicara
5) Menguasai
audiens
6) Memaksimalkan
penampilan
7) Menyiapkan
mental
b. Kurang
penguasaan materi
Solusi:
1) Harus
memperbanyak membaca
2) Mempelajari
dan mengulang materi
3) Bersikap
tenang
4) Focus
5) Banyak
bertanya
c. Gagap
Solusi:
1) Terapi
bicara dan ada keinginan untuk sembuh
2) Banyak
bersosialisasi dengan lingkungan
3) Perbenyak
kosa kata
4) Percaya
diri
5) Penguasaan
situasi dan kondisi
6) Penguasaan
materi yang akan disampaikan
d. Kurangnya
penguasaan kosakata
Solusi:
1) Sering
membaca
2) Sering
berkomunikasi
3) Mempraktekan
kata-kata
4) Aktif
berorganosasi
e. Hilangnya
ide/blank
Solusi:
1) Perbanyak
membaca
2) Berlatih
berbicara
3) Rileks
dan focus
4) Gunakan
bahasa yang sesuai kondisi
5) Memahami
materi
f. Kurang
sesuai dengan tema
Solusi:
1) Memperluas
pengetahuan dengan banyak membaca
2) Memahami
tema
3) Membuat
konsep mengenai apa yang akan disampaikan
4) Menentukan
tujuan khusus pembicaraan yang sesuai tema
5) Menguasai
materi
6) Bila
diperlukan, membawa konsep materi yang akan dibicarakan
g. Tidak
terbiasa
Solusi:
1) Banyak
latihan
2) Memperbanyak
kosakata
3) Konsultasi
dengan orang yang terampil berbicara
h. Pelafalan,
intonasi, jeda dan lain-lain
Solusi:
1) Latihan
berbicara
2) Penekanan
pada kata-kata tertentu
3) Memberikan
penjelasan
4) Koreksi
diri
C.
Keterampilan
Membaca
1.
Pengertian
Keterampilan Membaca
Keterampilan
membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang
datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, keterampilan
membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk
belajar dari lingkungan dan bukan kemampuan yang bersifat ingstingtif atau
naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses mambaca yang dilakukan
oleh seorang dewasa(dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan
sesuatu melalui penggunaan modal tertentu.
Membaca
adalah proses produksi yang menghasilkan pengetahuan, pengalaman, dan
sikap-sikap baru. Untuk mempelancar proses membaca, seorang pembaca harus
memiliki modal: 1). Pengetahuan dan Pengalaman, 2). Kemampuan berbahasa
(kebahsaan), 3). Pengetahuan tentang teknik membaca, 4). Tujuan membaca.
2.
Tujuan
Membaca
Secara garis
besar tujuan membaca itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi membaca
mempunyai tujuan tersendiri yang bersifa spesifik. Namun, secara umum ada
penggolongan membaca tentang tujuan membaca yang telah di kemukakan oleh ehli
membaca Waples (1967). Dalam eksperimennya ia menemukan bahwa tujuan membaca
itu meliputi bebrapa hal yang pada hakeketnya tujuan membaca adalah nodal utama
membaca. Tujuan yang jelas akan memberikan motivasi yang intrinsik yang besar
bagi sesorang. Sesorang yang sadar sepenuhnya akan tujuan membaca akan dapta
mengarahkan sasaran daya pikir kritis dalam mengolah bahan bacaan sehingga
memperoleh kepuasan dalam membaca.
3.
Efektifitas
Membaca
Efekti, artinya
peningkatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap
bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu apa yang perlu digalinya dari
bahan bacaan secara cepat, memberikan unsur-unsur yang kurang penting, serta
membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Seorang pembaca yang buruk melakukan
tindakannya dan memehaminya secara terputus. Jadi, pemehaman terhadap bacaan menjadi
terganggu karena setiap kata dipahami satu persatu. Hal itulah yang menghambat
pemahamn seseorang.
Seorang
pemahan efektif meliat setiap baris bacaan hanya pada stu-satuan pikiran yang
ada. Biasanya berupa frase-frase, klausa-klausa, atau kata-kata kunci. Jadi
bagian bacaan dilihat semakin sedikit. Akibatnya, pemindahan mata akan semakin
cepat, dan pada akhirnya kecepatan membacadapat di tingkatkan. Ia tidak
memahami kata demi katasesuai dengan makna aslinya (dalam kamus), tetapi
melihat makna kita sesuai dengan konteks kalimatnya. Dengan demikian, pemahaman
juga dapat ditingkatkan.
4.
Pengetahuan
tentang Teknis Membaca
Ketrampilan ini berkaitan dengan
keseluruhan aktifitas membaca sehingga dapat mencakup makna proses membaca
sebagai aktifitaass mengolah kata yang terkandung dalam bahan bacaan,
kreatifitas , membaca, sampai pada aktifitas membaca cepat.
Secara garis besar, pengetahuan
tentang teknik membaca meliputi:
a. Pengetahuan
tentang aspek-aspek keterampilam membaca
1) Keterampilan
mengenali kata
2) Keterampilan
mengenali tanda baca
3) Keterampilan
memahami makna tersurat
4) Keterampilan
membaca kritis
5) Kemapuan
membaca kreatif
b. Pengetahuan
tentang teknik membaca cepat
c. Pengetahuan
tantang membaca telaah ilmiah
5.
Masalah
Umum dalam Membaca
Ada beberapa masalah dan hambatan
yang umum terjadi pada setiap orang, masalah tersebut antara lain:
a. Rendahnya
tingakat kecepatan membaca
Solusi untuk mengatasi masalah
tersebut diantaranya:
1) Banyak
berlatih membaca
2) Hindari
penggunaan telunjuk ketika sedang membaca
3) Membaca
dengan tidak bersuara
4) Tidak
mengulang kata dalam bacaan
5) Harus
memperhatikan possisi membaca
6) Mengetahui
dan menggunakan teknik membaca
b. Minimnya
pemahaman yang diperoleh
Solusi untuk mengatasi:
1) Mengenal
bacaan sebelum proses membaca
2) Menggunakan
teknik membaca
3) Membaca
berulang-ulang
4) Memperhatikan
jeda dan tanda baca
5) Membaca
dengan situasi dan kondisi yang nyaman
c. Kurangnya
minat baca/malas
Solusi untuk mengatasi:
1) Menumbuhkan
motivasi/tekad yang kuat
2) Memulai
degan membaca buku-buku yang menarik
3) Membiasakan
membaca/meluangkan waktu untuk membaca
4) Membaca
sambik berimajinasi
5) Mencari
lingkungan yang mendukung untuk membaca
6) Menjadikan
membaca sebagai kebutuhan
d. Kurang
konsentrasi
Solusi untuk mengatasinya:
1) Membaca
dalam suasana yang tenang
2) Fokus
terhadap bacaan
3) Adanya
minat baca
4) Kondisi
lingkungan yangmendukung
e. Mengantuk
Solusi untuk mengetasinya:
1) Pola
tidur teratur
2) Minum
air putih yang cukup
3) Mengatur
pola hidup sehat
4) Menyetuh
air/berwudu
f. Istilah
asing
Solusi untuk mengatasi:
1) Membaca
berulang istilah asing tersebut
2) Mencari
pengertian istiah tersebut dalam kamus
3) Banyak
membaca buku referensi mengenai istilah asing
g. Jenuh
Solusi untuk mengatasi:
1) Melihat
kondisi kita sebelum mambaca
2) Menumbuhkan
minat baca
3) Macari
buku bacaan yang bergambar
4) Mencari
judul yang menarik
5) Menumbuhkan
rasa ingin tahu yang besar
6.
Tipe-tipe
pembaca yang tidak efisien
Tipe-tipe pembaca yang tidak
efisien diantaranya yaitu:
a. Membaca
dengan memvokalkan apa yang dibaca
b. Membaca
sambil bergerak
c. Membaca
smbil toduran (berbaring)
d. Membaca
tidak konsentrasi
7.
Pandangan
yang Salah dalam Membaca
Dalam keterampilan membaca, ada
bebrapa pandangan yang salah dalam kegiatan membaca, diantaranya yaitu:
a. Pandangan
yang menganggap bahwa membaca hanya merupakan kegiatan reseptif
b. Membaca
hanya sebagai proses mengingat
c. Membaca
hany abila perlu saja
D.
Keterampilan
Menulis
1.
Pengertian
Menulis berarti
menyanpaikan pikiran, perasaan, atau pertimbangan melalui tulisan. Alatnya
adalah bahasa yang terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat, paragraph, dan
wacanan. Menurut Akhadaih dkk (1998: 13) menulis adalah suatu aktivitas bahasa
yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Sebagai salah satu bentuk
komunikasi verbal (bahasa), menulis juga dapat di definisikan sebagai suatu
kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya.
Menulis pada
hakekatnya adalah sustu proses berfikir teratur, sehingga apa yang ditulis
mudah dipahami pembaca. Sebuah tulisan dikatakan baik apabila memiliki
cirri-ciri, antara lain bermakna jelas, bulat dan utuh, ekonomis, dan memenuhi
kaidah gramatika.
Kemempuan
menulis adalah kemempuan sesorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagsan,
dengan menggunakan rangkainabahasa tulis yang baik dan benar. Kemempuan
sesorang akan menjadi baik apabila dia memiliki kemampuan untuk menemukan
masalah yang akan ditulis, kepekaan terhadap kondisi pembaca, kemempua
nmenyusun perencanaan penelitian, kemampuan menggunakan bahasa Indonesia,
kemampuan memulai menulis, dan keampuan memeriksa karangan sendiri.
2.
Tujuan
kegiatan menulis
dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu:
a. Mengekpresikan
diri
b. Memberikan
informasi kepada pembaca
c. Mempersuasi
pembaca
d. Menghasilkan
karya tulis
3.
Jenis
Tulisan
Berdasarkan tujuan menulis, tulisan
dibedakan menjadi lima jenis diantaranya sebagai berikut:
a. Narasi
yakni karangan/tulisan ekpositoris maupun imajinatif yang secara spesifik
menyampaika informasi tertentu berupa perbuatan/tindakan yang terjadi dalam
suatu rangkaian waktu
b. Deskripsi
yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan).
Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
c. Eksposisi
yakni karangan/ tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal (factual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan
menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan
pendengar/pembaca menjadi bertambah.
d. Argumentative
yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tenteag
sesuatu hal (factual maupun konseptual). Penyampainna dilaukan dengan tujuan
mempengaruhi, menjelaskan, dan meyakinkan
e. Persuasive
yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang
sesuatu hal ( factual maupun konseptual). Penyampainnya dilakukan dengan tujuan
mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar